Bercocok tanam secara hidroponik telah menjadi pilihan populer, terutama bagi mereka yang memiliki lahan terbatas. Namun, metode hidroponik menawarkan banyak sekali model. Di antara berbagai teknik yang ada, sistem hidroponik DFT (Deep Flow Technique) hadir sebagai solusi sederhana namun sangat efektif.

Mengenal Sistem Hidroponik DFT dan Alasan Mengapa Menjadi Pilihan Tepat
DFT kini semakin banyak digemari oleh para pegiat pertanian modern. Hal tersebut tidak lepas dari karakteristik sistemnya yang relatif mudah diterapkan serta memberikan banyak keuntungan. Baik dari segi efisiensi maupun hasil panen. Beberapa karakteristik utama dari sistem taman DFT.
1. Aliran Nutrisi yang Konsisten dan Tidak Terputus
Pada sistem DFT, air yang kaya nutrisi digenangi pada ketinggian tertentu, biasanya sekitar 4-6 cm, di dalam talang atau pipa tanam. Kondisinya memungkinkan akar tanaman terendam sebagian besar, memastikan pasokan nutrisi yang stabil.
Air mengalir secara perlahan dan terus-menerus, melewati setiap tanaman dalam sistem sebelum kembali ke penampungan. Aliran yang konsisten tersebut menghilangkan risiko kekurangan nutrisi pada tanaman.
Akar tanaman yang terendam dalam jumlah yang cukup juga mencegahnya dari kekeringan, sehingga pertumbuhannya menjadi lebih seragam dan optimal. Hal yang mungkin sulit pembudidaya dapatkan lewat metode hidroponik lain.
2. Desain Sistem yang Sederhana dan Minim Risiko
Desain metode hidroponik DFT terbilang sangat sederhana. Sistemnya hanya memerlukan beberapa komponen dasar pipa atau talang sebagai jalur tanam. Biasanya dilengkapi pompa untuk sirkulasi serta wadah penampung nutrisi.
Kemudahan dalam perakitan ini membuatnya sangat cocok untuk pemula yang ingin belajar. Kelebihan lain dari desainnya adalah risiko kegagalan yang lebih rendah. Karena akar terendam dalam genangan air lebih dalam, memungkinkan sistem tidak rentan terhadap kerusakan akibat sumbatan kecil.
3. Ketahanan Terhadap Gangguan Listrik
Ini adalah salah satu keunggulan terbesar sistem hidroponik DFT. Dimana akar tanaman terendam dalam genangan nutrisi yang cukup, tanaman masih bisa bertahan hidup selama beberapa jam. Bahkan sehari pasca terjadi pemadaman listrik.
Selama durasi tersebut, akar masih dapat menyerap nutrisi dari genangan air yang tersisa di dalam talang. Kondisinya memberikan waktu yang cukup bagi pemilik untuk mengatasi masalah listrik tanpa harus khawatir tanaman mati. Tentu sangat menguntungkan untuk area yang sering mengalami pemadaman.
Perbedaan Utama Metode DFT dan NFT
Meskipun prinsip kerjanya mirip dengan NFT yang juga mengalirkan nutrisi, perbedaan kedalaman genangan menjadi pembeda utama. Pada hidroponik NFT, lapisan air yang tipis membuat tanaman sangat bergantung pada aliran listrik stabil. Jika listrik mati, akar akan cepat kering dan tanaman bisa layu dalam waktu singkat.
Hal ini tidak terjadi pada hidroponik DFT karena adanya genangan air yang berfungsi sebagai cadangan darurat. Apabila melihat dari kanal @abangnarji, hidroponik DFT ia gunakan untuk menanam pakcoy di susunan pipa putih. Hasil pertumbuhan tanamnya lebih cepat dan relatif subur. Namun, penerapan sistem ini mungkin memerlukan keberadaan greenhouse untuk lingkungan tumbuh yang optimal.
Secara keseluruhan, hidroponik DFT menawarkan solusi praktis dan efisien bagi siapa saja yang ingin membudidayakan tanaman dengan cara modern. Prinsip kerjanya yang sederhana dan kemampuannya untuk bertahan dari gangguan listrik membuatnya sangat minim risiko.
Sistem hidroponik DFT bahkan mampu memberikan keseimbangan ideal antara kemudahan penggunaan sekaligus hasil panen yang optimal. Sehingga cocok untuk budidaya berbagai tanaman sayur. Tak hanya pakcoy, tetapi juga kangkung, bayam dan selada. /Wulansa



